Sejujurnya saya bingung
memberikan judul artikel ini. Saya ruwet memikirkan judul yaang
tepat. Karena memang kita akan membahas orang-orang yang saya rasa
ruwet juga.
Kita mulai dari PSSI. Saya
rasa lebih baik kepanjangan PSSI bukan Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia. Tapi sepertinya akan baik jika dirubah menjadi Persatuan
Stres Seluruh Indonesia. Karena memang Oraganisasi ini di isi oleh
orang-orang yang stres. Dan trend menjadi stres ini nampaknya diikuti
oleh orang-orang lain yang menamakan diri KPSI( Komite Penyelamat
Sepak Bola Indonesia). Akan lebih baik jika namanya pun di ganti
dengan Komite penyelenggara stres Indonesia.
Kenapa Demikian?
Menurut pandangan saya,
yang berdasarkan ingatan saya saat itu, terpilihnya ketua PSSI
sekarang yang saya dengar bernama Djohar Arifin Husein ( jangan marah
bila salah penulisan) itu, didukung oleh orang-orang yang sekarang
mendirikan KPSI. Terjadi Paradoks Bukan?. Bagaimana bisa dan alangkah
sangat tidak punya pendiriannya orang-orang stres ini.
Ketika mengatasnamakan
perubahan menuju yang lebih baik dari era nya Nurdin Halid,
orang-orang ini membuat KLB yang kemudian terpilih Djohar sebagai
ketum, mereka begitu yakin pada ketum yang baru dan katanya pasti
akan membawa PSSI jadi lebih baik. Eh, belum genap 1 tahun memimpin,
dia sudah di minta mundur oleh sekali lagi saya tegaskan orang-orang
yang mendukungnya untuk menjadi Ketum PSSI!.
Sepertinya memang Sepak
Bola Indonesia dipenuhi dengan aroma politik yang kental. Sebagai
penggemar bola sejak kecil, saya dan mungkin berjuta-juta pecinta
bola tanah air yang lain hanya bisa pasrah melihat hal ini. Melihat
kekisruhan yang entah sampai kapan akan berakhir.
Mungkin orang-orang stres
tadi bisa mendirikan klub yang versi IPL maupun ISL ( Kompetisi yang
di gagas kedua kumpulan stres tadi). Namun akankah kita yang pecinta
bola sejati ini rela mendirikan kelompok suporter versi ISL atau
IPL?. Kemudian sekali lagi, orang-orang stres tadi bisa saja membikin
Timnas versi Djohar maupun versi La Nyalla. Tapi akankah kami yang
murni mencintai pasukan Garuda, akan rela membagi diri menjadi 2
kelompok suporter yang bernama suporter Timnas Garuda versi Djohar
maupun La Nyalla?. Saya tak bisa membayangkan kelanjutan dari
Paradoks ini.
Catat ini baik-baik. Kami
hanya ingin menonton pertandingan Sepak Bola Indonesia yang
menghibur, Fair Play, dan pasti tidak ada lagi kekisruhan yang
terjadi. Karena kami Cinta Sepak Bola.