Beberapa
minggu yang lalu, saya membaca sebuah artikel dari seorang wartawan Koran Nasional
yang berjudul “Uang adalah pelacur yang tidak pernah tidur”. Sangat menarik. Yang
menarik dalam tulisan itu adalah, kata wartawan tersebut, kita disuruh
membayangkan bagaimana jika selama sehari penuh, kita bersama dengan pelacur
yang tidak pernah tidur dan tidak pernak capek. Tentu hanya hal-hal yang indah
saja yang bisa kita dapat dan rasakan.
Saya
sangat setuju dengan hal itu. Bayangkan, dalam era seperti ini, uang menjadi
sesuatu yang jika kita bisa mendapatkannya sebanyak mungkin, kita akan
merasakan hal-hal yang indah. Tapi, karna saya belum pernah merasakan
kenikmatan pelacur, maka saya umpamakan uang adalah warung kopi yang tidak
pernah tutup. Bayangkan jika kita bisa berada di warung kopi yang buka terus
selama 24 jam tanpa tutup, ditemani
secangkir kopi, ada gitar di situ, dan ada banyak teman-teman yang nongkrong
disitu, serta ditambah ada anak pemilik warung yang cantik, tentu kita akan
dapat hal-hal yang “enak-enak” saja.
Tapi
sepertinya, kategori enak dari masing-masing orang berbeda-beda. Bahakan ada
juga yang merasa tidak enak dengan uang banyak. Mungkin sebagian ada yang tidak
suka kopi, ada yang tidak suka nongkrong, ada yang tidak suka gorengan, bahkan
mungkin ada yang tidak suka wanita.
Jadi, kesimpulan saya, kejar dan
dapatkan uang sebanyak mungkin, karena uang itu kemungkinan besar bisa memberikan
kenikmatan yang tidak akan pernah habis. Tetapi, jangan pernah lupa juga untuk
mengejar kebahagiaan yang bisa kita dapatkan selain uang. Cinta Wanita dan keluarga
misalnya.