Sabtu, 25 Februari 2012

Uang adalah warung kopi yang tidak pernah tutup



                Beberapa minggu yang lalu, saya membaca sebuah artikel dari seorang wartawan Koran Nasional yang berjudul “Uang adalah pelacur yang tidak pernah tidur”. Sangat menarik. Yang menarik dalam tulisan itu adalah, kata wartawan tersebut, kita disuruh membayangkan bagaimana jika selama sehari penuh, kita bersama dengan pelacur yang tidak pernah tidur dan tidak pernak capek. Tentu hanya hal-hal yang indah saja yang bisa kita dapat dan rasakan.  
                Saya sangat setuju dengan hal itu. Bayangkan, dalam era seperti ini, uang menjadi sesuatu yang jika kita bisa mendapatkannya sebanyak mungkin, kita akan merasakan hal-hal yang indah. Tapi, karna saya belum pernah merasakan kenikmatan pelacur, maka saya umpamakan uang adalah warung kopi yang tidak pernah tutup. Bayangkan jika kita bisa berada di warung kopi yang buka terus selama 24 jam tanpa  tutup, ditemani secangkir kopi, ada gitar di situ, dan ada banyak teman-teman yang nongkrong disitu, serta ditambah ada anak pemilik warung yang cantik, tentu kita akan dapat hal-hal yang “enak-enak” saja.
                Tapi sepertinya, kategori enak dari masing-masing orang berbeda-beda. Bahakan ada juga yang merasa tidak enak dengan uang banyak. Mungkin sebagian ada yang tidak suka kopi, ada yang tidak suka nongkrong, ada yang tidak suka gorengan, bahkan mungkin ada yang tidak suka wanita.
Jadi, kesimpulan saya, kejar dan dapatkan uang sebanyak mungkin, karena uang itu kemungkinan besar bisa memberikan kenikmatan yang tidak akan pernah habis. Tetapi, jangan pernah lupa juga untuk mengejar kebahagiaan yang bisa kita dapatkan selain uang. Cinta Wanita dan keluarga misalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar